Di pagi buta nan senja
Kala mentari pagi belum membuka mata
Mereka, para wanita-wanita perkasa
Telah bangkit telusuri jalan raya
Memikul beban walau tubuhnya telah tua renta
Dengan bakul roti yang dipikulnya
Bersama caping yang selalu menemaninya
Beserta sandal yang sudah lapuk dimakan usia
Walau terbungkus udara pagi yang senyap bagaikan senja
Tapi, takkan surutkan langkahnya sebagai sang wanita perkasa
Tiap jalan, walau matanya telah rabun
Menoleh kanan kiri tawarkan roti-roti gandum
Walau mungkin seharian tak dapat sepeserpun
Namun, mereka bersyukur, walau hatinya terkadang mengaum
mereka bersyukur masih dapat dengarkan suara suling yang mengalun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar